Menurut Jarot saat ini indeks ketahanan air Indonesia tergolong masih rendah, bahkan masih lebih rendah dibandingkan dengan indeks ketahanan air dari Malaysia.
"Makanya kita memang harus membangun-membangun dan membangun untuk meningkatkan ketahanan air. Jadi memang kita masih sangat jauh dibanding negara lain, dengan Malaysia saja kita kalah, dengan 61 bendungan ya harapannya bisa meningkat (indeks ketahanan air)," lanjut Jarot.
Jarot menjelaskan, total pembangunan bendungan dari tahun 2015 sampai 2022 telah diselesaikan 36 bendungan. Selanjutnya pada periode tahun 2023 – 2025 akan diselesaikan 25 bendungan.
Dengan penyelesaian 36 bendungan tersebut, diharapkan dapat mengairi sawah seluas 245.103 ha atau 4 kali luas wilayah Jakarta yang berpotensi meningkatkan produksi padi menjadi 2 juta ton per tahun dan menyediakan tambahan air baku sebesar 17,19 m3 per detik yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.
"Ada target (indeks ketahanan air) tapi saya lupa, karena saya sekarang lebih fokus untuk pembangunan bendungan ini menyelesaikan yang 61 bendungan sampai 2024 itu," pungkas Jarot.
(FRI)