"Sebagian besar peserta [rapat] menilai bahwa perlambatan kenaikan suku bunga kemungkinan akan segera terjadi. Ketidakpastian ekonomi dan inflasi dampak dari kebijakan moneter ini adalah salah satu alasan kenapa kebijakan ini penting,” ungkap The Fed mengutip Investing, Kamis (24/11).
Beberapa anggota The Fed juga terpantau terus menggemakan ekspektasi pasar yang mengharapkan kenaikan suku bunga yang tidak terlalu hawkish.
Namun, ada beberapa anggota The Fed yang lebih suka menahan kenaikan yang melambat hingga adanya tanda-tanda yang lebih nyata bahwa tekanan inflasi surut secara signifikan.
Sekitar 80% pelaku pasar mengharapkan The Fed untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi 0,5% pada bulan Desember ini, berdasarkan Fed Rate Monitor Tool.
Dengan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat, perhatian investor telah beralih ke kemungkinan tingkat suku bunga Fed Funds Rate (FFR) akan mencapai puncaknya.
Terminal rate atau tingkat akhir suku bunga juga menjadi faktor yang penting bagi The Fed.
Para anggota bank sentral mengakui bahwa meskipun suku bunga perlu bergerak lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, masih ada ketidakpastian seputar terminal rate yang diperlukan untuk mencapai tujuan bank sentral.
"Terdapat ketidakpastian signidikan berapa kenaikan federal funds rate yang dibutuhkan sejalan dengan tujuan komite bank sentral dan penilaian kenaikan ini akan sangat tergantung situasi kondisi,”mengutip risalah yang diirilis The Fed (23/11).
Pelaku pasar saat ini mengharapkan suku bunga mencapai puncaknya pada 5,00% hingga 5,25%.
Meskipun presiden The Fed St. Louis, James Bullard baru-baru ini menyarankan bahwa suku bunga mungkin perlu naik setinggi 7% untuk menurunkan inflasi.
Namun, meskipun suku bunga mencapai puncaknya sekitar 5%, itu masih akan menjadi suku bunga tertinggi sejak Juni 2006. Kondisi ini juga berpotensi menyakitkan bagi aset berisiko, dengan sektor pertumbuhan pasar termasuk teknologi yang sangat rentan.
"Jika mereka (The Fed) berhenti pada suku bunga 5% atau 6%, itu cukup tinggi, tentu saja dibandingkan dengan apa yang telah kita lihat selama 10 hingga 20 tahun," ujar Melissa Brown, Managing Director of applied research di Qontigo mengutip Investing, Selasa (22/11). (ADF)