IDXChannel - Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Ramson Siagian mempertanyakan alasan PT Pertamina (Persero) yang tidak jua membeli minyak murah dari Rusia.
"Kenapa ini engga beli minyak dari Rusia? Menghadapi masalah-masalah politik?" jelas Ramson saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI bersama PT Pertamina (Persero), Selasa (7/2/2023).
Merespon hal itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, minyak mahal dan murah itu ditentukan spesifikasinya. "Biasanya kalo minyak murah memiliki sulfur content-nya tinggi sehingga perlu teknologi yang lebih modern," jelasnya.
Sementara itu, kilang yang dimiliki Indonesia masih menggunakan teknologi lama. Namun, untuk kilang-kilang yang sudah dilakukan revamping misal RDMP (Refinery Development Master Plan) Balongan itu dapat mengolah crude dengan sulfur tinggi sehingga harga bisa murah.
Dikatakan Nicke, selama ini pihaknya memang kerap membeli crude yang mahal dengan sulfurnya rendah karena kemampuan kilang dalam mengolah sulfur belum tinggi. Namun dengan RDMP itu, Pertamina meningkatkan kemampuan kilang sehingga bisa membeli crude-crude yang lebih murah dan lebih banyak di pasaran.
"Crude dengan sulfur rendah ga banyak di pasaran makanya harganya juga mahal hanya dari middle east (Timur Tengah) saja," ujarnya.
"Nah sekarang dengan kilang dilakukan revamping dan ada energi efisiensi sehingga fleksibilitas untuk menggunakan jenis crude yang lain yang lebih murah. Contoh kita ambil dari Amerika dengan selisih antara USD4-USD5 karena itu light crude bisa kita gunakan dan kita campur,"pungkasnya.
(DES)