Konsumsi energi tersebut menyebabkan peningkatan beban biaya di tengah kontraksi inflasi dunia saat ini. Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan produksi sembilan gigaton CO2, setara dengan 45 persen total emisi langsung yang dihasilkan sektor pengguna akhir pada tahun 2021.
Rekomendasi lebih lanjut menyebutkan pemasangan variable speed drive untuk meningkatkan efisiensi energi pada sistem penggerak motor hingga 30 persen, yang dapat menekan beban biaya dan mengurangi emisi.
Melalui kemajuan teknologi terdepan dalam efisiensi energi, industri dapat melakukan peningkatan efisiensi secara signifikan melalui teknologi yang tersedia. Sehingga tanpa perlu mematikan lampu dan menghentikan produksi untuk menghemat biaya, laporan terbaru ini memuat langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh eksekutif perusahaan.
“Untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya dengan tetap mempertahankan operasi saat ini," ungkap Tarak Mehta, President, Motion Business Area ABB.
Vice President, Head of Local Business Area, Motion, ABB Indonesia, Chen Kang Tan menambahkan bahwa dampak peningkatan efisiensi energi bervariasi dari satu sektor industri ke lainnya dan memberikan peluang efisiensi biaya dan emisi yang sangat besar.
“Seringkali kita berpikir telah melakukan upaya efisiensi secara optimal. Namun perkembangan pesat teknologi dalam kurun waktu satu dekade terakhir membuka peluang efisiensi energi yang lebih besar. Teknologi yang dibutuhkan industri untuk mengoptimisasi efisiensi energi telah hadir, dan saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengimplementasikannya,” jelas Chen Kang.
Sebagai informasi, laporan ini merupakan wawancara sejumlah organisasi multinasional antara lain ABB, Alfa Laval, DHL Group, IEA, Microsoft serta ETH Zürich, Institut Teknologi Federal Swiss.
(FRI)