Lebih lanjut, bangkitnya industri keramik tak jauh dari dukungan daya saing industri keramik yang lebih cepat pulih dan meningkat. Selain itu, adanya pemberian stimulus harga gas tentang migas dolar oleh pemerintah yang mulai efektif pada April 2020.
“Menurut kami ini merupakan suatu stimulus yang sangat tepat sasaran karena datangnya di waktu yang tepat. Jadi bisa memberikan dampak luar biasa,” ucapnya.
Mengapa harga gas itu penting, Edy menjelaskan karena komponen biaya produksi keramik yang paling besar itu 30 persen ada pada biaya gas. Sehingga secara otomatis harga gas yang sebelumnya di Jawa Barat senilai US$ 9,17 per mmBTU turun menjadi US$ 6 per mmBTU.
Kemudian, pada Industri keramik di wilayah Jawa Timur sebelumnya US$ 7,98 per mmBTU turun menjadi USD 6 per mmBTU. Sehingga dengan adanya stimulus ini menjadikan suatu titik balik dari kebangkitan industri keramik.
Selanjutnya yang menjadikan industri keramik bisa meningkatkan utilisasi, lantaran adanya pelarangan pemakaian produk impor bahan bangunan untuk konstruksi dan properti dari Kementerian PUPR diakhir tahun.