Kendati demikian, negara kompetitor Indonesia dalam sektor ini juga mengalami hal serupa dengan Indonesia karena masih bergantung dengan perekonomian global.
“Sebenarnya kalau mau lebih jelas, setelah kita kaji lebih dalam, negara kompetitor juga mengalami hal yang sama, seperti Bangladesh, Vietnam, China (masih kontraksi) terhadap tujuan ekspor yang menjadi pasar bersama tadi,” bebernya.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan melakukan upaya business matching untuk membuka pasar non-tradisional, seperti Afrika.
Kendati demikian, Adie mengatakan telah terdapat peningkatan permintaan yang cukup tinggi pada bulan April 2023 karena momentum lebaran dan cuti bersama. Hal itu menyebabkan persediaan produk tekstil dan alas kaki menipis di bulan Mei 2023.
Ke depannya, pihaknya optimis bahwa sektor ini akan mengalami pemulihan dibantu dengan peningkatan permintaan dari pasar domestik yang diprediksi terjadi pada Juni dan Juli karena memasuki tahun ajaran baru.