Lilik menilai ini bertepatan dengan momentum bulan puasa Ramadan yang berlangsung sejak awal hingga akhir Maret 2025.
Perlambatan permintaan juga diperparah oleh terbatasnya realisasi proyek-proyek strategis nasional.
“Masih melemahnya daya beli masyarakat dan juga melambatnya sebagian besar proyek-proyek infrastruktur Pemerintah menjadi penyebab utama melambatnya pertumbuhan penjualan semen di dalam negeri,” kata dia.
Secara geografis, penurunan penjualan terjadi di seluruh wilayah Indonesia dengan rentang 15-21 persen di wilayah luar Jawa selain Sumatera.
“Diperkirakan tahun ini menjadi tahun yang sangat berat bagi industri semen untuk mencapai pertumbuhan positif, mengingat kondisi ekonomi global yang masih belum menentu, sementara di dalam negeri masih menghadapi masalah excess-capacity,” kata Lilik.
(Dhera Arizona)