Pakaian yang dikirim ke Ghana sebagian besar berasal dari negara Barat yang notabene memiliki industri tekstil mumpuni.
Alih-alih diberikan sebagai sumbangan, pakaian yang terlalu menumpuk itu justru merusak lingkungan Ghana dan tergolong cukup membahayakan. Selain itu, kiriman pakaian bekas impor tersebut juga mulai menggerogoti industri tekstil dalam negerinya.
Uganda
Uganda juga merupakan negara yang industri lokalnya hampir hancur karena pakaian impor bekas. Namun, pada tahun 2003 pemerintah Uganda dengan tegas melarang pakaian bekas impor untuk masuk ke dalam negeri. Tujuannya adalah untuk menciptakan permintaan domestik.
Namun, kebijakan itu masih menemui kendala dan berjalan tertatih-tatih selama 4 tahun setelahnya. Padahal, Uganda adalah importir utama tekstil dari Eropa, Asia, dan AS. Namun, pemerintah terus berusaha agar pengusaha tekstil dalam negeri bisa mencukupi kebutuhan pakaian domestik.
(SLF)