Bahkan, bukan hanya pakaian bekas yang berada di sini. Pakaian baru yang masih dilengkapi label harga juga sering ditemukan di Atacama. Selain meruntuhkan industri tekstil dalam negeri, datangnya pakaian bekas impor juga meningkatkan pencemaran lingkungan di Chili.
Kenya
Selanjutnya, ada Kenya yang dibanjiri pakaian bekas impor sebesar USD172 juta pada tahun 2021. Angka tersebut melonjak 500% dari tahun 2005 yang hanya USD27 juta. Melansir data yang ada di laman Sheng Lu, pakaian bekas yang dikirim ke Kenya sebagian besar adalah pakaian sintetis yang dapat menghasilkan zat berbahaya atau racun.
Sudah pasti, tumpukan pakaian tersebut bisa menghancurkan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat.
Diperkirakan, kuantitas pakaian bekas yang dikirim ke Kenya mencapai angka 300 juta item per tahunnya. Selain ditimbun, pakaian bekas itu juga berakhir dengan dibakar, menyebabkan polusi semakin parah.
Sementara itu, pedagang Kenya mengaku 20-50% pakaian bekas tidak bisa dijual kembali karena sudah dalam kondisi rusak. Negara-negara yang paling banyak mengirim pakaian bekas ke Kenya adalah China, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara di Eropa lainnya.