sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi AS-China Picu Kekhawatiran Pasar, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Economics editor Dinar Fitra Maghiszha
20/11/2021 11:24 WIB
Risiko tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China memicu kekhawatiran pasar global, termasuk Indonesia.
Risiko tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China memicu kekhawatiran pasar global, termasuk Indonesia. (Foto: MNC Media)
Risiko tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China memicu kekhawatiran pasar global, termasuk Indonesia. (Foto: MNC Media)

Respons Pemerintah

Dalam jumpa pers Rabu (17/11/2021), Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bakal terus melakukan upaya untuk mengendalikan harga.

Berkomentar ihwal inflasi di AS-China, Sri Mulyani meyakini tingkat inflasi di Indonesia masih berada di level yang terjaga kendati ada kenaikan di tingkat harga produsen.

"Di Indonesia harga produsen mengalami kenaikan 7,3%. Kalau di Eropa naik 16,3%, China 13,5%, dan di AS 8,6%, Korea 7,5%. Kenaikan harga produsen ini harus kita waspadai agar tidak mendorong inflasi pada tingkat konsumen," ucapnya.

Sri Mulyani mengaku optimis pemulihan ekonomi di kuartal IV 2021 akan meningkat sejalan dengan perbaikan sejumlah indikator perekonomian Indonesia.

"Sampai dengan hari ini, pemulihan ekonomi di kuartal IV diperkirakan akan meningkat cukup kuat terutama ditunjang dengan beberapa indikator seperti Indeks Kepercayaan Konsumen yang meningkat, Retail Sales Index meningkat, PMI manufaktur meningkat sesudah mengalami penurunan akibat varian Delta, juga pertumbuhan ekspor impor yang sangat tinggi, lebih dari 50%," tandasnya. (TIA)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement