sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi AS-China Picu Kekhawatiran Pasar, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Economics editor Dinar Fitra Maghiszha
20/11/2021 11:24 WIB
Risiko tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China memicu kekhawatiran pasar global, termasuk Indonesia.
Risiko tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China memicu kekhawatiran pasar global, termasuk Indonesia. (Foto: MNC Media)
Risiko tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China memicu kekhawatiran pasar global, termasuk Indonesia. (Foto: MNC Media)

"Sehingga secara keseluruhan tingkat inflasi domestik hanya berada pada rata-rata 1,5% YoY tahun ini," kata Radhika dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (19/11/2021).

Merespons kenaikan inflasi di AS, Radhika mencermati Bank Indonesia perlu untuk meninjau kembali kebijakannya, apabila Bank Sentral AS / Federal Reserve memajukan kenaikan suku bunganya pada 2022.

"Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS yang dimajukan ke 2022 mungkin mengharuskan BI untuk meninjau kembali jalur kebijakannya, terutama jika inflasi domestik juga bergerak lebih tinggi setelah periode ramah yang diperpanjang," katanya.

Aktivitas kegiatan manufaktur, dinilai dapat menjadi kekuatan Indonesia mengantisipasi dampak kenaikan harga. Namun, Radhika mewaspadai adanya hambatan di layanan non-esensial dan kendala kapasitas fasilitas produksi.

"Aktivitas manufaktur sebagian terhambat oleh pembatasan layanan non-esensial dan kendala kapasitas di fasilitas produksi. Kinerja layanan, terutama di sektor properti serta kesehatan menunjukkan kinerja baik tetapi untuk sektor yang membutuhkan kontak intensif / tatap muka masih merasakan tekanan dari kondisi pandemi dan pembatasan mobilitas," tuturnya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement