Inflasi di China juga menunjukkan tren turun sebesar 0,3 persen yoy pada bulan Desember 2023 dan menandai penurunan bulan ketiga berturut-turut yang merupakan penurunan terpanjang sejak Oktober 2009.
Angka tersebut lebih kecil dari perkiraan pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 0,4 persen dan tidak terlalu jauh dari penurunan paling tajam dalam 3 tahun terakhir sebesar 0,5 persen di bulan November. Harga pangan di China mengalami penurunan paling sedikit sejak bulan September (-3,7 persen vs -4,2 persen di bulan November) karena harga daging babi turun pada tingkat yang lebih rendah.
Bergeser ke India, tingkat inflasi tahunan di India naik tipis menjadi 5,69 persen pada bulan Desember 2023 dari 5,55 persen pada November, di bawah perkiraan pasar sebesar 5,87 persen.
Ini merupakan angka inflasi tertinggi dalam empat bulan terakhir, dengan inflasi pangan meningkat menjadi 9,5 persen dari 8,7 persen.
Penyebab naiknya harga pangan di India disebabkan curah hujan muson yang mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir pada tahun 2023 akibat El Nino. Kondisi ini mempengaruhi produksi pertanian dan membuat harga pangan meroket.
Kenaikan harga terbesar terjadi pada sayur-sayuran (27,6 persen), kacang-kacangan (20,7 persen), rempah-rempah (19,7 persen) dan buah-buahan (11,1 persen) namun turun pada minyak dan lemak (-15 persen). (ADF)