IDXChannel- Harga konsumen di Amerika Serikat diperkirakan naik secara moderat pada Mei 2025. Hal ini disebabkan karena harga bensin yang murah namun justru tarif impor AS mulai berdampak terhadap pada barang-barang lain.
Situasi ini bisa memicu tekanan inflasi mendasar yang lebih tinggi. Dilansir dari Yahoo Finance, laporan Consumer Price Index (CPI) yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS menyebut CPI inti, yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi, diprediksi naik 0,3 persen dari bulan sebelumnya.
Lalu CPI utama diperkirakan naik 0,2 persen atau sama seperti pada April. Secara tahunan, CPI inti diperkirakan mencapai 2,9 persen naik dari 2,8 persen di bulan sebelumnya.
Para ekonom menyebut kenaikan ini sebagai efek awal dari tarif baru yang diterapkan terhadap barang-barang impor, terutama dari China. Selain itu, Efek dasar dari data tahun lalu yang lebih rendah juga turut mendorong peningkatan inflasi tahunan.
"Mei kemungkinan menjadi gelombang awal kenaikan harga, dengan dampak maksimal terjadi pada Juni dan Juli," ujar peneliti Santander U.S. Capital Markets, Stephen Stanley.
Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga acuan pada pertemuan selanjutnya. The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25 persen-4,50 persen sambil mencermati dampak ekonomi dari kebijakan tarif.
Secara keseluruhan, inflasi inti AS mulai menunjukkan tekanan struktural dari kebijakan perdagangan, sementara tekanan harga utama masih diredam oleh penurunan harga energi. Di tengah tantangan internal dan eksternal ini, The Fed akan semakin bergantung pada data-data berikutnya untuk menentukan arah suku bunga.
(Ibnu Hariyanto)