Posisi Jerman dan Prospek Ekonomi Benua Biru 2023
Sebagai motor utama ekonomi benua Eropa, kondisi di Jerman menjadi perhatian khusus bagi para investor.
Jika ekonomi Jerman pulih, maka setitik cahaya mungkin menghampiri Eropa di tengah badai ekonomi yang akan dihadapi pada 2023.
Lembaga konsultan Goldman Sach dalam laporannya berjudul 2023 Europe Outlook: Milder Recession, Higher Terminal Rate mengatakan sempat berpandangan bahwa krisis energi akan mendorong ekonomi Eropa ke dalam resesi musim dingin ini.
Kondisi ini dilihat dari survei dan data produksi menunjukkan perlambatan yang cukup besar dalam industri intensif energi, dan inflasi yang tinggi akan mengurangi pendapatan rumah tangga riil.
Namun, lembaga konsultan kenamaan AS ini melihat resesi yang lebih dangkal karena data utama secara mengejutkan menunjukkan penguatan ekonomi, penyeimbangan kembali pasar gas telah mengurangi risiko subsidi energi dan pemerintah telah memberikan dukungan fiskal yang signifikan.
“Kami memperkirakan bahwa ekonomi kawasan Euro akan berkontraksi hanya sebesar 0,7% dari 2022Q4 hingga 2023Q2, dibanding proyeksi sebelumnya sebesar 1,1%,” tulis laporan tersebut.
Meskipun demikian, situasi pasokan gas Eropa tetap rapuh, kebijakan fiskal mungkin akan memperlambat pertumbuhan pada 2023-24 karena dukungan energi berkurang, dan krisis gas kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan sisi pasokan yang substansial.
“Oleh karena itu, kami melihat pemulihan yang tidak signifikan dan memangkas perkiraan pertumbuhan kami untuk 2023H2 dan 2024Q1,” imbuh laporan Goldamn Sach.
Goldman Sach memperkirakan pertumbuhan di seluruh wilayah Eropa sebesar -0,1% untuk tahun 2023 dan 1,4% untuk tahun 2024, mendekati konsensus selama dua kuartal berikutnya tetapi sedikit di bawah untuk sisa tahun 2023 dan awal 2024.
“Melihat ke seluruh negara, kami memperkirakan Jerman dan Italia akan sangat terpengaruh oleh krisis energi dibanding Prancis dan Spanyol. Meningkatnya imbal hasil obligasi negara, utang tinggi, dan pertumbuhan yang lemah menyebabkan Italia mengalami kerentanan fiskal jangka menengah,”tulis laporan tersebut.
Goldman Sach juga memperkirakan inflasi inti akan berakhir sebesar 3,1% pada 2023 dan 2,2% pada 2024.
“Kami juga memperkirakan ECB akan menurunkan laju kenaikan menjadi 50bp pada bulan Desember karena suku bunga deposito mendekati tingkat netral, staf ECB memangkas proyeksi pertumbuhan mereka dan The Fed juga memperlambat laju kenaikannya,”imbuh laporan tersebut.
Selain itu, Goldman Sach juga menyarankan ECB untuk menaikkan suku bunga deposito menjadi 3% dengan kenaikan akhir 25bps pada Mei 2023. (ADF)