Dalam siaran pers, MAS mengatakan inflasi global kemungkinan akan tetap tinggi dalam waktu dekat, yang akan membuat harga impor komoditas utama tetap tinggi.
"Ini kejutan baru yang disebabkan harga komoditas global, yang ke depan akan berisiko menekan upah di domestik," kata MAS.
Bank sentral Singapura itu juga memproyeksikan bahwa inflasi inti akan tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang, tetapi masih didukung oleh pasar tenaga kerja dan aktivitas bisnis di Singapura.
Perlambatan mitra dagang Singapura, terutama China, juga melanda perekonomian tetangga Indonesia itu. MAS baru-baru ini merevisi PDB kuartal kedua lebih rendah, dan sedikit memangkas ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi tahunan. (NDY)