Inflasi Tembus 4,35 Persen di Juni 2022, Warning bagi Indonesia?

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan inflasi yang mencapai angka 4,35% secara tahunan (year on year/yoy).
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, ini merupakan sinyal bahaya bagi perekonomian Indonesia.
BPS: Laju Inflasi Melesat Tajam
Hal tersebut akan mengakibatkan masyarakat membayar atau mengeluarkan baiaya lebih mahal dibandingkan sebelumnya.
"Ini sinyal bahaya, kan seharusnya on the track, inflasi yang terjadi saat ini bahwa masyarakat harus membayar lebih mahal untuk beberpa pengeluaran karena inflasi ini," ujarnya kepada MNC portal, Jumat (1/7/2022).
Jika inflasi ini terus bergerak meningkat, hal itu akan mengakibatkan daya beli masyarakat berkurang, dan yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi melambat.
"Jelas, karena dengan kenaikan ini. Masyarakat harus membayar lebih mahal kebutuhannya dan akan berdampak kepada daya beli masyarakat yang berkurang," katanya.
Pemerintah Waspadai laju Inflasi
Inflasi yang terjadi Indonesia saat ini dipengaruhi oleh harga-harga pangan yang naik serta adanya ekspektasi masyarakat akan kenaikan harga bbm. Sehingga masyarakat sudah mulai melakukan pengaturan harga.
"Terutama para pelaku usaha yang harus melakukan penyesuaian harga lebih dahulu, agar harga-harga produk bisa katakanlah tidak terlalu tinggi dikemudian hari kenaikannya," katanya.
(SAN)