Inflasi inti juga stabil di 2,36 persen (yoy), mencerminkan ekspektasi inflasi yang terjaga serta sinergi kebijakan fiskal dan moneter.
Secara bulanan, inflasi masih dipengaruhi kenaikan harga emas perhiasan yang naik 3,99 persen (mtm) serta tarif angkutan udara yang meningkat 6,02 persen (mtm). Tarif pesawat secara historis memang naik di November dalam lima tahun terakhir.
Di sisi pangan, sejumlah komoditas seperti bawang merah dan sayuran mengalami kenaikan harga akibat curah hujan tinggi. Namun penurunan harga daging ayam ras, cabai merah, dan telur ayam membantu meredakan tekanan inflasi pangan.
Komoditas beras bahkan mencatat deflasi 0,59 persen (mtm), lebih dalam dari periode sebelumnya. Pemerintah menilai efektivitas intervensi seperti penyaluran bantuan pangan 10 kg beras dan minyak goreng kepada 18,3 juta KPM pada Oktober–November 2025 serta Gerakan Pasar Murah berperan besar menjaga stabilitas harga, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Sementara itu, kinerja neraca perdagangan pada Oktober 2025 mencatat surplus USD2,39 miliar, memperpanjang tren surplus menjadi 66 bulan berturut-turut. Nilai ekspor mencapai USD24,24 miliar, lebih tinggi dibanding impor sebesar USD21,84 miliar.