Surplus perdagangan non-migas dengan Amerika Serikat juga masih terjaga sebesar USD1,7 miliar, didorong kenaikan ekspor non-migas 4,43 persen (mtm) seiring meningkatnya aktivitas PMI Manufaktur AS.
Indikator lain yang menguat adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali ekspansif, naik signifikan ke level 53,3 pada November 2025 dari 51,2 pada Oktober 2025, tertinggi sejak Februari dan menandai ekspansi empat bulan berturut-turut.
Permintaan domestik yang menguat menjadi pendorong utama peningkatan aktivitas produksi, yang kemudian menimbulkan penumpukan pekerjaan dan mendorong penyerapan tenaga kerja. Industri juga meningkatkan pembelian bahan baku, memperkuat backward linkage manufaktur.
Menjelang libur Nataru, sektor manufaktur diprediksi tetap kuat. Pelaku usaha pun menunjukkan optimisme terhadap prospek akhir tahun dan 2026, didukung insentif pemerintah di sisi permintaan maupun suplai.
“Stimulus dan berbagai insentif di tengah permintaan domestik yang meningkat secara musiman menjadi pendorong tambahan. Hal ini didukung juga oleh kondisi inflasi yang terkendali dan meningkatnya daya beli masyarakat,” katanya.
(kunthi fahmar sandy)