sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi Terkendali hingga Surplus Dagang Berlanjut Sinyal Fondasi Ekonomi Indonesia Makin Kuat

Economics editor Anggie Ariesta
02/12/2025 07:44 WIB
Sejumlah indikator yang dirilis pada Senin (1/12/2025) memperlihatkan pondasi ekonomi Indonesia yang semakin kuat.
Inflasi Terkendali hingga Surplus Dagang Berlanjut Sinyal Fondasi Ekonomi Indonesia Makin Kuat (FOTO:iNews Media Group)
Inflasi Terkendali hingga Surplus Dagang Berlanjut Sinyal Fondasi Ekonomi Indonesia Makin Kuat (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Sejumlah indikator yang dirilis pada Senin (1/12/2025) memperlihatkan fondasi ekonomi Indonesia yang semakin kuat. Inflasi November 2025 tetap terkendali, sektor manufaktur kembali mencatat ekspansi, dan surplus neraca perdagangan berlanjut selama 66 bulan berturut-turut. 

Pemerintah menilai capaian ini tak lepas dari implementasi stimulus yang memperkuat daya beli masyarakat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menyiapkan paket stimulus lanjutan untuk menekan biaya mobilitas masyarakat.

“Paket stimulus ekonomi berupa program diskon tarif transportasi yang akan diterapkan pada Desember depan, diharapkan dapat menurunkan kembali tarif angkutan udara. Kebijakan ini diharapkan efektif dalam menjaga daya beli masyarakat sekaligus mendorong peningkatan mobilitas,” ujar Airlangga dalam keterangannya Selasa (2/12/2025).

Realisasi inflasi November 2025 tercatat sebesar 2,72 persen (yoy), masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.

Penurunan inflasi Volatile Food (VF) menjadi 5,48 persen (yoy) dari 6,59 persen (yoy) pada Oktober 2025 menjadi faktor utama yang meredakan tekanan harga pangan sekaligus menjaga stabilitas daya beli.

Inflasi inti juga stabil di 2,36 persen (yoy), mencerminkan ekspektasi inflasi yang terjaga serta sinergi kebijakan fiskal dan moneter.

Secara bulanan, inflasi masih dipengaruhi kenaikan harga emas perhiasan yang naik 3,99 persen (mtm) serta tarif angkutan udara yang meningkat 6,02 persen (mtm). Tarif pesawat secara historis memang naik di November dalam lima tahun terakhir.

Di sisi pangan, sejumlah komoditas seperti bawang merah dan sayuran mengalami kenaikan harga akibat curah hujan tinggi. Namun penurunan harga daging ayam ras, cabai merah, dan telur ayam membantu meredakan tekanan inflasi pangan.

Komoditas beras bahkan mencatat deflasi 0,59 persen (mtm), lebih dalam dari periode sebelumnya. Pemerintah menilai efektivitas intervensi seperti penyaluran bantuan pangan 10 kg beras dan minyak goreng kepada 18,3 juta KPM pada Oktober–November 2025 serta Gerakan Pasar Murah berperan besar menjaga stabilitas harga, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Sementara itu, kinerja neraca perdagangan pada Oktober 2025 mencatat surplus USD2,39 miliar, memperpanjang tren surplus menjadi 66 bulan berturut-turut. Nilai ekspor mencapai USD24,24 miliar, lebih tinggi dibanding impor sebesar USD21,84 miliar. 

Surplus perdagangan non-migas dengan Amerika Serikat juga masih terjaga sebesar USD1,7 miliar, didorong kenaikan ekspor non-migas 4,43 persen (mtm) seiring meningkatnya aktivitas PMI Manufaktur AS.

Indikator lain yang menguat adalah Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali ekspansif, naik signifikan ke level 53,3 pada November 2025 dari 51,2 pada Oktober 2025, tertinggi sejak Februari dan menandai ekspansi empat bulan berturut-turut.

Permintaan domestik yang menguat menjadi pendorong utama peningkatan aktivitas produksi, yang kemudian menimbulkan penumpukan pekerjaan dan mendorong penyerapan tenaga kerja. Industri juga meningkatkan pembelian bahan baku, memperkuat backward linkage manufaktur.

Menjelang libur Nataru, sektor manufaktur diprediksi tetap kuat. Pelaku usaha pun menunjukkan optimisme terhadap prospek akhir tahun dan 2026, didukung insentif pemerintah di sisi permintaan maupun suplai.

“Stimulus dan berbagai insentif di tengah permintaan domestik yang meningkat secara musiman menjadi pendorong tambahan. Hal ini didukung juga oleh kondisi inflasi yang terkendali dan meningkatnya daya beli masyarakat,” katanya.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement