sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ingin Atasi Kemiskinan Ekstrem, Begini Strategi Mensos Risma

Economics editor Widya Michella
09/08/2022 11:08 WIB
Mensos, Tri Rismaharini, berupaya menangani kondisi kemiskinan ekstrem di masyarakat. Salah satu caranya dengan menggandeng pendamping bansos.
Ingin Atasi Kemiskinan Ekstrem, Begini Strategi Mensos Risma. (Foto: Kemensos)
Ingin Atasi Kemiskinan Ekstrem, Begini Strategi Mensos Risma. (Foto: Kemensos)

IDXChannel - Menteri Sosial (Mensos) RI, Tri Rismaharini berupaya menangani kondisi kemiskinan ekstrem di masyarakat, salah satunya di Malang Raya. Salah satu caranya dengan menggandeng pendamping bantuan sosial (bansos).

Risma menyebut pendamping bansos sebagai Agen Perubahan. Hal ini disampaikan nya dalam kegiatan Evaluasi Perkembangan Pemberdayaan Sosial terhadap 2.500 KPM Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2022 Se-Malang Raya di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (7/8/2022) lalu.

"Teman-teman itu sebetulnya bukan hanya pendamping, tetapi kalian juga Agen Perubahan," kata Mensos Risma dikutip dalam keterangan resminya, Selasa,(09/08/2022).

Politikus PDIP ini menyampaikan dirinya akan terus memantau dan mengevaluasi secara langsung hasil pemberdayaan oleh Pendamping kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang ada di Malang Raya. 

"Teman-teman Pendamping saya akan evaluasi terus hasil pemberdayaan kepada KPM PKH, ini untuk penyelesaian kemiskinan ekstrem," kata mantan Wali Kota Surabaya ini.

Beberapa upaya dan strategi telah dilakukan Kemensos terkait pengentasan kemiskinan ekstrem ini antara lain ialah pendekatan melalui program bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH), Program Kewirausahaan (Prokus), Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), Program Keluarga Harapan dan Bantuan Program Sembako. 

Tak lupa, penerima gelar kehormatan Adji Nasyrah Maliha dari Kalimantan ini juga meminta para Pendamping melakukan diskusi bersama untuk membahas dan mencari solusi untuk program pemberdayaan bagi KPM dampingannya di setiap kecamatan. Sehingga program ini tepat sasaran dan tepat guna. 

Hal ini menurutnya sesuai dengan kemampuan KPM yang dekat dengan sumber bahan, menaikkan nilai produk dengan packaging yang menarik sehingga proses pengentasan kemiskinan ekstrem dapat segera tuntas.

"Kalau ekstrem, itu kondisinya berat. Kita bantu usaha dan dicek kehidupan sehari-harinya. Jadi tolong dipantau, misalkan dia meminta bantuan toko kelontong, cek lagi, apakah usaha itu bisa secepatnya meng-cover kebutuhannya sehari-hari," kata Mensos Risma di depan 340 pendamping PKH.

Untuk mendorong KPM agar cepat keluar dari kemiskinan ekstrem, Para Pendamping diarahkan Mensos Risma untuk mencari potensi usaha yang langsung mendapat keuntungan, walaupun minimal hanya bisa memenuhi kebutuhan makannya sehari-hari.

"Rumahnya diperbaiki, kebutuhan sehari-hari terpenuhi, anak sekolah dan belum ada Kartu Indonesia Pintar (KIP), usulkan ke Kemensos dan nanti kita sampaikan ke Kemendikbud, kalau belum ada Kartu Indonesia Sehat (KIS) kita bantu usulkan ke Kemenkes, begitu," kata Mensos Risma.

Harapannya dengan upaya-upaya tersebut, pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia segera tuntas secara bertahap.

(FRI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement