sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Cara Perusahaan Finance Hadapi Kenaikan Harga BBM dan Cegah Tingginya NPF

Economics editor Anggie Ariesta
09/09/2022 02:24 WIB
Perusahaan finance atau pembiayaan mencatatkan kinerja apik sepanjang semester I-2022.
Ini Cara Perusahaan Finance Hadapi Kenaikan Harga BBM dan Cegah Tingginya NPF (FOTO: MNC Media)
Ini Cara Perusahaan Finance Hadapi Kenaikan Harga BBM dan Cegah Tingginya NPF (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan finance atau pembiayaan mencatatkan kinerja apik sepanjang semester I-2022 yang disokong oleh meningkatnya kembali daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi secara general.

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) menyampaikan bahwa performa yang solid tersebut ditandai dari semua lini pembiayaan. Hingga akhir Juni 2022, rapor kinerja yang sehat juga tampak dari rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) BFI Finance di posisi NPF bruto 1,08 persen dan NPF neto 0,31 persen.

Angka tersebut mencerminkan performa yang stabil dan jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri. Adapun data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2022, NPF sebesar 2,81 persen untuk lembaga pembiayaan.

BFI Finance juga mengaku tetap optimis membukukan pertumbuhan bisnis hingga akhir tahun 2022 di tengah gejolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya membidik pertumbuhan aset hingga 20 persen secara tahunan di akhir 2022.

“Akhir tahun, pertumbuhan aset kami harapkan 20 persen (yoy), dan dari sisi laba juga tren di Juni 2022 masih cukup sama pertumbuhannya. Saya tidak bisa berikan angka, hanya saja gambarannya ada pencapaian laba tertinggi setelah pandemi,” kata Sudjono, dikutip Kamis (8/9/2022).

Sebelumnya, tercatat total aset BFI Finance masih mampu tumbuh sebesar 27,7 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp18,14 triliun pada akhir Juni 2022.

BFI Finance telah melewati sejumlah kondisi ekonomi hingga kenaikan BBM dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, Sudjono optimis kondisi kenaikan BBM saat ini tidak begitu berpengaruh terhadap industri pembiayaan khususnya BFI Finance.

Senada, Adira Finance peningkatan pembiayaan baru itu didorong oleh membaiknya daya beli masyarakat di tengah momentum Ramadhan kemarin. Di saat yang sama penjualan sepeda motor di Indonesia masih stabil di kisaran 2,4 juta unit hingga Juni 2022.

Selain mendorong penjualan dari segmen otomotif, Adira Finance juga akan terus memperluas dan mengembangkan produk non-otomotif sebagai salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan bisnis ke depannya.

Namun, perusahaan multifinance bagian Grup Astra, PT Federal International Finance (FIF Group) mulai ambil ancang-ancang atas dampak kenaikan harga BBM terhadap peningkatan rasio pembiayaan bermasalah.

Perseroan masih meyakini para debitur FIF yang masuk kategori kurang lancar akibat kenaikan BBM pun tidak lantas berakhir dengan kredit macet, apabila aktivitas perekonomian masih berjalan lancar.

Terlebih, industri pembiayaan sepeda motor pun masih terdampak fenomena kelangkaan stok kendaraan pada paruh awal 2022 lalu, sehingga debitur eksisting notabene merupakan mereka yang punya kesempatan mempersiapkan kondisi keuangannya menjadi lebih stabil. 

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan FIF per Juni 2022, rasio NPF bruto dari leasing khusus memfasilitasi produk pembiayaan motor baru merek Honda ini masih terjaga di level 0,99 persen, naik tipis ketimbang NPF bruto pada akhir tahun lalu di level 0,7 persen.

FIF optimistis kinerja sepanjang tahun ini masih bisa lebih baik ketimbang tahun lalu yang totalnya mencapai Rp31,83 triliun, di mana porsi pembiayaan motor baru alias produk FIFASTRA mencapai Rp21,2 triliun dari total.

Adapun, sampai Juni 2022, realisasi penyaluran pembiayaan FIF menembus Rp15,50 triliun. Namun, porsi FIFASTRA senilai Rp9,38 triliun tercatat turun 7,53 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) ketimbang capaian Juni 2021 senilai Rp10,15 triliun. (RRD)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement