IDXChannel - Teori mengenai mutasi virus Corona atau Covid-19 sudah ada sejak awal februari 2021. Namun, yang terpenting saat ini adalah bagaimana upaya Indonesia agar Omicron asal Afrika Selatan itu.
“Sekarang apa upaya kita dalam rangka mencegah varian baru ini supaya tidak masuk ke Indonesia,” kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban Kamis (2/12/2021).
Pertama, menghentikan penularan tentu dengan memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Kemudian, menjaga ventilasi udara dalam ruangan itu menjadi utama dan mempercepat vaksinasi Covid-19. Dan produksi vaksin saat ini sudah lumayan baik dan peran media sangat diperlukan dalam mengedukasi masyraakat untuk segera divaksinasi.
“Jadi intinya segera vaksin walaupun ada varian baru dengan vaksin yang ada di dekat anda,” imbaunya.
Zubairi menegaskan, jangan sampai mengundang Omicron masuk, karena ini masalah perilaku masyarakat dan juga kebijakan pemerintah. Jadi, cara untuk menjaga agar jangan sampai Indonesia mengundang virus ini, di antaranya dengan cakupan vaksinasi, stop libur panjang, stop bridging, karena klaster sekolah tatap muka di sekolah sudah muncul saat ini, harus mengawasi tempat wisata jangan sampai ada banyak kerumunan, serta memperketat syarat perjalanan khususnya di transportasi umum masal.
“Kata kunci yang sangat peting untuk hal ini adalah memonitor evaluasi, jadi semua kebijakan harus selalu di monitor dan selalu di evaluasi, jadi kalau ada lonjakan ke atas harus segera diganti lebih cepat,” tegasnya.
Selain itu, cara berikutnya adalah cara untuk mencegah dengan cara vaksinasi dosis ketiga atau booster, ini penting sekali karena terbukti di banyak negara. Soal kapan gelombang ketiga ini akan berakhir di Indonesia, menurutnya tidak ada kepastian, biasa akhir 2021, bisa Maret-April 2022, atau mungkin tidak pernah datang.
“Itu yang kita harapkan dan kita doakan masih mungkin, jadi tergantung kita semua, jadi mungkin kita langsung endemi jadi tanpa melalui gelombang ketiga lagi, masih mungkin tidaknya, tidak pasti. Jadi tergantung masyarakat, pemerintah, tergantung teman-teman media seberapa cepat kita mengedukasi masyarakat,” papar Zubairi.
Bahkan, kata Zubairi, Bloomberg mengatakan bahwa penanganan pandemi di Indonesia sangat buruk bahkan pandemi di Indonesia diprediksi bisa 10 tahun lagu baru berakhir. Indonesia dulu menjadi negara nomor 1 dengan kasus tertinggi, tapi kini menempati peringkat ke-74. Intinya, Bloomberg terlalu jemawa (angkuh), namun tentu Indonesia berbangga diri dan bersyukur itu wajib, asal jangan euforia.
“Indonesia itu bagus karena jumlah kasus baru sedikit, hanya 372 pada November dan semakin turun lagi kemudian yang meninggal juga amat kecil 16 pada 25 November dan sekarang tetap rendah, kemudian positivity rate kurang dari 2%. Jadi intinya kita tidak perlu panik dengan Omicron namun jangan jemawa atau terlalu euforia,” pungkasnya.
(SANDY)