"Nah paling jangka pendek yang bisa meningkatkan produksi kita itu adalah bagaimana recovery sektor ini bisa naik, yakni di luar negeri seperti china misalnya, itu sudah mentargetkan di angka 50 persen. Ada 20 persen tambahan recovery dari cadangan kita yang bisa meningkatkan produksi. Jadi ketiga itu adalah implementasi EOR yang kita kembangkan," tutur Tjip.
Namun diakui Tjip, dalam perjalanannya tentu semua strategi tersebut menghadapi pandemi. Hal itu lantaran saat pandemi semua kegiatan lapangan terganggu, kegiatan eksplorasi terganggu dan harga minyak yang juga jatuh.
"Waktu harga minyak jatuh bagaimana kita sulitnya untuk bisa menarik investor mau keluarin uang dengan harga minyak yang di bawah 20. Itu yang kita hadapi dan itu 2,5 tahun sampai 3 tahun," kata dia.
"Jadi oleh karena itu kalau bicara apakah target ini menjadi realistis atau tidak? Untuk 2030 tentu tidak. Tapi gas kita optimistis karena kemudian pada saat eksplorasi-eksplorasi setelah pendemi agak lewat kita temukan cadangan gas besar dan menjadi proyek yang Alhamdulillah pada KKKS baik ENI, Mubadala sama sama punya tekad mempercepat onstream pada produksi gas," ujar Tjip.
(Kunthi Fahmar Sandy)