Ini Karakter Masyarakat yang Bikin Lonjakan Kasus Covid-19 di Eropa

IDXChannel - WHO telah menetapkan Eropa sebagai episenter kasus Covid-19. Hal ini karena melonjaknya kasus infeksi yang berlangsung secara eksponensial.
Saat ini sejumlah negara di Eropa telah melakukan lockdown dalam upaya menurunkan jumlah kasus infeksi.
Spesialis Mikrobiologi dan Anggota Bidang Penanganan Kesehatan dan Panel Ahli Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, Dr. dr. Budiman Bela, Sp.MK(K) mengatakan, bahwa setiap negara memiliki protokolnya sendiri. Menariknya karakter masyarakat sangat berpengaruh karena berbeda satu sama lain.
"Ada yang mudah mengikuti mainstream, atau mudah mengikuti anjuran yang dirasa benar, bahkan ada yang berkeras dengan pendapatnya. Kondisi itu semua berpengaruh terhadap vaksinasi. Pada negara maju sebagian besar masyarakat berkeras dengan pendapatnya," jelas dr. Budiman, dalam jumpa per virtual, Kamis (2/12/2021).
Ia mengatakan bahwa masyarakat di luar negeri cenderung berkeras. Jadi mereka yang tidak mau divaksin ya tidak menerima vaksin. Sementara di Indonesia beberapa masyarakat yang tadinya termakan dengan hoax untuk tidak divaksin, justru sekarang berbondong-bondong mau divaksin.
"Ini adalah hal yang sangat positif sekali karena jelas-jelas ini bisa menurunkan angka sakit berat dan kematian," tambahnya.
Terkait dengan strain baru Covid-19 bernama Omicron yang sedang diperbincangkan dunia, dr. Budiman mengatakan Afrika Selatan telah melihat strain Omicron meningkat secara cepat. Pada 30 November 2021 terdapat 44 kasus terkonfirmasi Omicron yang dilaporkan oleh 11 negara.
"Sebagian besar kasus yang terkonfirmasi disertai riwayat perjalanan di Afrika. Dari strain Omicron yang terkonfirmasi mayoritas masyarakat sifatnya gejala ringan atau tanpa gejala. Data per 30 November 2021 menyebut belum ada kasus berat ataupun kematian akibat strain Omicron," sebut dia.
(SANDY)