sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Penyebab Tiket Pesawat Mahal Meski Peak Season Mudik Lebaran Telah Usai  

Economics editor Ratih Ika Wijayanti
04/06/2022 10:55 WIB
Ada sejumlah penyebab tiket pesawat mahal meski kepadatan mudik lebaran telah usai.
Ini Penyebab Tiket Pesawat Mahal Meski Peak Season Mudik Lebaran Telah Usai. (Foto: MNC Media)
Ini Penyebab Tiket Pesawat Mahal Meski Peak Season Mudik Lebaran Telah Usai. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Ada sejumlah penyebab tiket pesawat mahal meski kepadatan mudik lebaran telah usai. Setelah dilonggarkannya persyaratan perjalanan baik dalam dan luar negeri, rupanya harga tiket pesawat terus mengalami peningkatan. 

Dari data salah satu penyedia jasa layanan tiket, harga tiket penerbangan Jakarta-Singapura kelas Ekonomi Garuda untuk 5 Juni 2022 bahkan tembus hingga Rp5,2 juta sekali jalan. 

Lantas, apa sebenarnya penyebab tiket pesawat mahal? Mengapa harga tiket terus mengalami lonjakan? Agar lebih jelasnya, simak penjelasan lengkap IDXChannel berikut ini. 

Apa Penyebab Tiket Pesawat Mahal?

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, kenaikan harga tiket pesawat ini disebabkan karena harga avtur yang merupakan bahan bakar pesawat ini terus meningkat. 

Jika dilihat dari data Pertamina, harga avtur untuk 1-14 Juni 2022 di Bandara Soekarno-Hatta mencapai Rp15.748 per liter. Harga ini naik dibandingkan periode sebelumnya, 1-14 Mei 2022 yang harganya sebesar Rp14.969 per liter. Kenaikan harga ini tentu sangat berpengaruh pada meroketnya harga tiket pesawat baik penerbangan domestik maupun penerbangan luar negeri. 

Selain meningkatnya harga avtur, beberapa kondisi yang turut menyebabkan harga tiket pesawat mahal adalah minimnya frekuensi penerbangan dan kurangnya armada pesawat yang beroperasi. Padahal, semenjak persyaratan perjalanan menjadi longgar, permintaan untuk penerbangan cukup tinggi. 

Hal ini lantaran banyak armada pesawat yang tak lagi beroperasi sejak terpukul pandemi Covid-19. Adanya pembatasan perjalanan dan mobilisasi saat penanganan pandemi Covid-19 membuat beberapa maskapai harus mengurangi frekuensi penerbangannya. 

Bahkan, ada juga yang menutup rute-rute penerbangan yang bukan menjadi destinasi favorit. Beberapa maskapai melakukan ini guna menghemat biaya operasional mereka. Tak heran, lonjakan permintaan penerbangan yang tak seimbang dengan frekuensi penerbangan yang belum sebanyak dulu serta kenaikan harga avtur menjadi beberapa hal yang menyebabkan harga tiket naik. 

Seperti yang diungkapkan Ketua Umum DPP Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, “Frekuensi penerbangan belum sebanyak dulu, harga avtur naik, dan armada pesawat masih kurang juga," ujarnya menjelaskan penyebab kenaikan harga tiket pesawat.

Apalagi, beberapa waktu lalu Kementerian Perhubungan juga telah mengizinkan maskapai untuk menaikkan harga tiket. Dengan pertimbangan kenaikan harga avtur tersebut, Kementerian Perhubungan memperbolehkan bagi maskapai untuk melakukan penyesuaian biaya baik bagi penerbangan dalam maupun luar negeri. 

Peraturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Peraturan tersebut mulai diberlakukan sejak 18 April 2022.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement