Bagi Tommy yang terakhir adalah bagaimana investasi asing di daerah tersebut dapat dilihat dan dirasakan hasilnya.
Tak ketinggalan Tommy juga membeberkan bahwa Indonesia telah memiliki kesiapan menerima masuknya investasi asing, tetapi selalu terganjal eksekusinya.
"Nah ini saya kira PR terberat bagi kita, UU sudah siap, infrastruktur selama 8 tahun sudah dibangun, kemudian kesempatannya ada, sekarang bagaimana pelaksananya bisa proaktif dan cepat melaksanakan apa yang menjadi keharusannya, jangan menunggu esok, karena esok hari peluang itu bisa diambil oleh negara lain," tegas Tommy.
Untuk diketahui, Singapura masih menduduki peringkat pertama sebagai negara penanam modal asing terbesar di Indonesia. Rinciannya, Singapura USD2,1 miliar, Hong Kong USD1,4 miliar, Belanda USD1,1 miliar, Jepang USD700 juta, dan China USD600 juta.
"Presiden selalu menyatakan yang menentukan sebuah negara itu maju dan menjadi pemenang bukan besar kecilnya, tapi siapa yang paling cepat melakukan eksekusi," tukas Tommy. (TYO)