"Alhamdulillah sekarang kami bisa menampung hasil tangkapan nelayan sekaligus menambah penghasilan bagi anggota kelompok yang melakukan pengolahan," kata mantan guru SD yang kini kerap dipanggil "Giyono Teri" tersebut saat ditemui di tempat usahanya di Bontang, Rabu (15/10/2025).
Dia mengatakan, saat ini kelompoknya yang terdiri dari 21 orang mulai dari penangkapan, pemilahan dan pengolahan itu bisa menghasilkan 2-3 ton ikan teri kering dan 1-2 ton tepung ikan per bulan. Produk olahan tersebut kebanyakan dipasarkan ke kota lain di Kalimantan di luar Kota Bontang, hingga ke Jakarta. "Omzet beragam, bisa hingga Rp60 juta per bulan," ungkapnya.
Sugiyono menambahkan, selain manfaat ekonomi, dia bersyukur usaha yang dijalankan kelompoknya itu juga bisa menekan limbah ikan di Bontang. Limbah yang dulu terbuang percuma kini dihargai Rp2.000 per kg dari nelayan dan diolah menjadi tepung ikan untuk campuran bahan pakan ternak bernilai tinggi.
"Harapan saya ke depan usaha ini bisa jadi tempat pelatihan bagi anak-anak muda Bontang untuk mengembangkan ide-ide lain yang bisa jadi sumber penghasilan dan pelestarian lingkungan," ujarnya.
Sementara itu, Manager CSR & Relation Badak LNG, Luhur Wibowo mengatakan, perusahaan mendorong pemberdayaan masyarakat Bontang melalui banyak program lainnya.