sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investasi Asing di Sektor Manufaktur Diproyeksi Lanjut Menguat di 2026

Economics editor Nia Deviyana
25/11/2025 22:30 WIB
Hal ini seiring pergeseran struktur Penanaman Modal Asing (PMA) yang kini semakin dominan masuk ke sektor sekunder. 
Investasi Asing di Sektor Manufaktur Diproyeksi Lanjut Menguat di 2026. Foto: iNews Media Group.
Investasi Asing di Sektor Manufaktur Diproyeksi Lanjut Menguat di 2026. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan arah investasi nasional pada 2026 akan semakin bertumpu pada sektor industri manufaktur. Hal ini seiring pergeseran struktur Penanaman Modal Asing (PMA) yang kini semakin dominan masuk ke sektor sekunder. 

Pergeseran ini dinilai menjadi fondasi penting bagi penguatan struktur industri dan percepatan industrialisasi yang menjadi prioritas pemerintah.

"Data terbaru menunjukkan bahwa arus investasi asing kini semakin kuat mengarah ke industri manufaktur seperti logam, kimia, mesin, dan elektronik. Ini membuktikan bahwa kebijakan industrialisasi yang dijalankan oleh Presiden Prabowo sudah berjalan pada jalur yang tepat dan semakin menarik minat investor global untuk berinvestasi disektor manufaktur Indonesia," ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Berdasarkan riset BRI Danareksa Sekuritas, peranan sektor industri manufaktur dalam perekonomian

Indonesia menguat di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Hal tersebut terlihat dari data komposisi PMA hingga kuartal III-2025 yang didominasi sektor industri manufaktur.

Riset BRI Danareksa Sekuritas mengungkapkan bahwa komposisi PMA ke sektor sekunder terus naik signifikan, dari 35,3 persen pada 2018 menjadi 59,6 persen sepanjang Januari-September 2025. 

Peningkatan ini sejalan dengan semakin matangnya ekosistem industrialisasi di Indonesia, yang membuktikan aktivitas nilai tambah tidak lagi bertumpu pada ekstraksi bahan mentah, melainkan pada pengolahan berbasis klaster industri di berbagai wilayah.

Agus menilai, langkah strategis tersebut sebagai sinyal positif bagi perluasan dan pemerataan pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

"Kita melihat percepatan industrialisasi di wilayah Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan wilayah lainnya. Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga momentum baik ini agar pemerataan pembangunan semakin optimal," kata dia.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement