Menurut Anthony, pemulihan ekonomi tidak serta merta tanpa hambatan. Namun, hal ini diperkirakan bakal lebih berkurang sejalan dengan potensi pekerjaan berbasis kantor yang akan tumbuh.
"Sentimen investor positif, walaupun masih ada ketidakpastian yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan di tahun mendatang," lanjutnya.
JLL memperkirakan volume modal yang menargetkan real estat akan tetap stabil sepanjang tahun 2022, di mana investor mengerahkan lebih banyak dana untuk investasi oportunistik di pasar seperti Cina dan Jepang.
Pada 2022, pasokan pasar perkantoran Asia Pasifik akan bertambah 6,9 juta meter persegi, naik 13% dari tahun 2021. JLL pun memperkirakan tingkat penyerapan bersih akan meningkat 20% tahun depan, didorong oleh ekspansi sektor keuangan, teknologi, dan ruang fleksibel.
Stok pergudangan premium ditargetkan tumbuh 17% antara tahun 2021-2022. Ini merupakan pertumbuhan tercepat yang pernah tercatat, dengan pasokan 20,8 juta meter persegi siap digunakan. Sebagai dampak dari meningkatnya realokasi saham dan portofolio, JLL memprediksi investasi logistik akan mencapai US$ 60 miliar pada tahun 2025.