sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investasi di Jateng Capai Rp21,84 Triliun hingga Triwulan I-2025, Didominasi Pemodal Asing

Economics editor Eka Setiawan/Kontri
06/05/2025 02:00 WIB
Investasi yang masuk ke Jateng hingga triwulan I-2025 mencapai Rp21,84 triliun. Mayoritas dari investasi itu berasal dari Penanaman Modal Asing Rp14,08 triliun.
Investasi di Jateng Capai Rp21,84 Triliun hingga Triwulan I-2025, Didominasi Pemodal Asing. (Foto: Dok. Pemprov Jateng)
Investasi di Jateng Capai Rp21,84 Triliun hingga Triwulan I-2025, Didominasi Pemodal Asing. (Foto: Dok. Pemprov Jateng)

IDXChannel - Investasi yang masuk di Provinsi Jawa Tengah hingga triwulan I-2025 mencapai Rp21,84 triliun. Mayoritas dari investasi itu berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) Rp14,08 triliun, sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp7,26 triliun.

Dari jumlah investasi itu, sudah ada 20.431 proyek yang mampu menyerap 97.550 tenaga kerja. Sebab, investasi PMA didominasi sektor padat karya seperti alas kaki, tekstil, sektor plastik dan karet. Sementara PMDN didominasi sektor kawasan industri, perkantoran dan sektor makanan.

Data itu berdasarkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng dibeberkan saat kegiatan Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Puncak Kegiatan UMKM Gayeng 2025, di Hotel Tentrem yang difasilitasi Bank Indonesia, Senin (5/5/2025).  

“Investasi ini betul-betul jadi hal yang sangat luar biasa, dalam rangka mengembangkan Jateng,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi pada kegiatan itu.

Kegiatan CJIBF, sebut Luthfi, berperan penting mendongkrak investasi di Jateng. Itu merupakan bentuk sinergi pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam mendorong pertumbuhan investasi dan perdagangan yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada masyarakat.

"Forum tahunan tersebut tidak hanya pertemuan bisnis tetapi juga meliputi diskusi. Beberapa perusahaan bahkan sudah agreement, tanda tangan kerja sama antarperusahaan dan antarwilayah, bahkan antarnegara, dalam rangka mengembangkan investasi di Jawa Tengah," lanjut dia.

Pemprov Jateng, kata Luthfi, memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan investasi di daerahnya, meliputi daya saing daerah, infrastruktur memadai, tenaga kerja kompetitif, dan sistem perizinan berbasis elektronik yang terintegrasi. Daya saing infrastruktur di Jawa Tengah meliputi jalan tol Semarang-Demak dan Trans Jawa, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dan Tanjung Intan Cilacap.

Kemudian jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota utama. Selanjutnya, kembalinya Bandara Jenderal Ahmad Yani sebagai bandara internasional, serta adanya bandara lain seperti Adi Soemarmo dan bandara-bandara lokal.

Di sisi lain, Upah Minimum Kabupaten/kota (UMK) 2025 makin kompetitif dengan ketersedian kawasan industri seperti KEK Kendal seluas 1.000 hektare, KEK Industropolis Batang 4.300 hektare, Kawasan Industri Wijayakusuma (Semarang) 250 hektare, Batang Industrial Park 287 hektare, Jatengland Industrial Park Sayung (Demak) 300 hektare.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, investasi menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong ekonomi Jawa Tengah. Tercermin dari perekonomian Jawa Tengah tumbuh sebesar 4,95 persen pada 2024.

Dari pertumbuhan ekonomi tersebut, investasi menjadi kontributor utama dengan pangsa pasar produk domestik regional bruto sebesar 30,53 persen dan mencatatkan pertumbuhan 6,55 persen.

Adapun, CJIBF dan UMKM Gayeng 2025 menekankan ekonomi hijau dan energi terbarukan. Hal itu sejalan dengan produk domestik regional bruto di Jateng yang disumbang industri manufaktur sebesar 46 persen dengan dominasi makanan dan minuman yang berkaitan erat dengan sektor pertanian.

CJIBF dan UMKM Gayeng pun mencatatkan letter of intens sebesar Rp13,32 triliun dan transaksi perdagangan mencapai Rp12 miliar.

“Proyek-proyek unggulan seperti energi terbarukan, pertanian dan industri makanan minuman dapat menjadi motor pertumbuhan jangka panjang yang inklusif. Melalui forum ini, Provinsi Jawa Tengah menunjukkan komitmen untuk menciptakan ekosistem investasi yang hijau, berdaya saing, dan berorientasi masa depan,” jelas Rahmat.

Diketahui, pada kegiatan CJIBF dan UMKM Gayeng 2025 itu hadir perwakilan dari sejumlah negara Asia, Australia hingga Eropa, seperti Duta Besar Belarusia, Duta Besar Bangladesh, Konjen Australia dan perwakilan negara calon investor dan buyer dari Denmark, Swedia, Jepang, Singapura, Hongkong dan Turki. 

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement