sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investor Asing Tarik Dana Jumbo dari China, Sinyal Mulai Pesimis

Economics editor Dian Kusumo Hapsari
13/08/2024 11:47 WIB
Investor asing menarik dana (capital outflow) dalam jumlah besar dari China pada kuartal terakhir.
Investor Asing Tarik Dana Jumbo dari China, Sinyal Mulai Pesimis. (Foto: MNC Media)
Investor Asing Tarik Dana Jumbo dari China, Sinyal Mulai Pesimis. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Investor asing menarik dana (capital outflow) dalam jumlah besar dari China pada kuartal terakhir. Hal ini kemungkinan mencerminkan pesimisme yang dalam terhadap negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Liabilitas investasi langsung China dalam neraca pembayarannya turun hampir USD15 miliar pada periode April-Juni, menandai kali kedua angka ini berubah negatif, menurut data dari Administrasi Negara Penukar Mata Uang Asing yang dirilis Jumat (09/08/2024). Angka tersebut turun sekitar USD5 miliar untuk enam bulan pertama.

Jika penurunan berlanjut hingga akhir tahun, ini akan menjadi arus keluar (capital outflow) bersih tahunan pertama setidaknya sejak 1990, ketika data pembanding dimulai.

Investasi asing ke China telah merosot dalam beberapa tahun terakhir setelah mencapai rekor USD344 miliar pada 2021. Perlambatan ekonomi dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah mendorong beberapa perusahaan untuk mengurangi eksposur mereka, dan pergeseran cepat ke kendaraan listrik di China juga mengejutkan perusahaan mobil asing, mendorong beberapa untuk menarik atau mengurangi investasi mereka.

Penurunan ini terjadi di tengah upaya serius Beijing untuk menarik dan mempertahankan investasi asing, menyusul peningkatan dana asing terkecil yang pernah tercatat tahun lalu. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa negara tetap terbuka dan menarik bagi bisnis asing, dengan harapan perusahaan akan membawa teknologi canggih dan menolak tekanan dari AS dan tempat lain untuk memutus hubungan dengan China.

Data SAFE, yang melacak aliran dana asing bersih (net inflow), dapat mencerminkan tren keuntungan perusahaan asing, serta perubahan ukuran operasi mereka di China. Perusahaan multinasional memiliki lebih banyak alasan untuk menyimpan uang tunai di luar negeri daripada di China, karena ekonomi maju telah menaikkan suku bunga sementara Beijing menurunkannya untuk merangsang ekonomi.

Angka sebelumnya dari Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa investasi langsung asing baru ke China selama paruh pertama tahun ini adalah yang terendah sejak awal pandemi pada 2020.

Investasi Luar Negeri yang Meningkat

Investasi keluar China juga mencapai rekor, dengan perusahaan mengirimkan USD71 miliar ke luar negeri pada kuartal kedua, naik lebih dari 80 persen dari USD39 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan China telah dengan cepat meningkatkan investasi, dengan uang mengalir ke proyek-proyek seperti pabrik kendaraan listrik dan baterai.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa anomali dalam pengukuran surplus perdagangan China terus tumbuh, mencapai rekor USD87 miliar pada kuartal kedua dan menjadi hampir USD150 miliar untuk paruh pertama tahun ini. Kesenjangan itu disorot oleh Departemen Keuangan AS awal tahun ini dalam sebuah laporan yang meminta China untuk menjelaskan mengapa angka-angka tersebut sangat berbeda.

Menurut laporan terbaru dari IMF, perbedaan ini “tampaknya terutama disebabkan oleh metodologi yang berbeda yang digunakan untuk mencatat ekspor dan impor barang.”

Kesenjangan tersebut telah meningkat setelah pergantian dua tahun lalu dalam data yang digunakan oleh otoritas China, dan juga didorong oleh peningkatan produksi baru-baru ini di kawasan berikat (bonded zone) oleh perusahaan asing.

(Dian Kusumo Hapsari)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement