Menurut laporan terbaru dari IMF, perbedaan ini “tampaknya terutama disebabkan oleh metodologi yang berbeda yang digunakan untuk mencatat ekspor dan impor barang.”
Kesenjangan tersebut telah meningkat setelah pergantian dua tahun lalu dalam data yang digunakan oleh otoritas China, dan juga didorong oleh peningkatan produksi baru-baru ini di kawasan berikat (bonded zone) oleh perusahaan asing.
(Dian Kusumo Hapsari)