sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investor Pasti Happy, Harga Emas Sudah Meroket Tujuh Persen dalam Sebulan

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
28/10/2023 18:52 WIB
Harga emas melanjutkan sesi kenaikan di atas USD2.000 per troy ons pada perdagangan menjelang akhir pekan (27/10/2023).
Investor Pasti Happy, Harga Emas Sudah Meroket Tujuh Persen dalam Sebulan. (Foto: MNC Media)
Investor Pasti Happy, Harga Emas Sudah Meroket Tujuh Persen dalam Sebulan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas melanjutkan sesi kenaikan di atas USD2.000 per troy ons pada perdagangan menjelang akhir pekan (27/10/2023). Emas spot melanjutkan kenaikan sebesar 1,06 persen dan mencapai level tertinggi sejak Juni di harga USD2.006 per troy ons.

Kenaikan harga emas masih ditopang kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah dan mendorong investor untuk mencari aset-aset yang aman (safe-haven). 

Harga emas membukukan kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, karena ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah memberikan dukungan pada logam tersebut. Dalam satu bulan, emas sudah naik 7 persen dan secara year to date (YTD), harga emas sudah naik 9,99 persen. 

Pasukan Israel melancarkan serangan darat terbesar mereka di Gaza sejauh ini dalam perang dengan Hamas semalam meskipun ada upaya diplomatik untuk menunda invasi darat penuh yang diperkirakan terjadi. 

Sementara itu, kenaikan harga emas dibatasi oleh data pertumbuhan perekonomian AS yang tetap tangguh, sehingga memperkuat pandangan suku bunga akan naik lebih tinggi dalam jangka panjang. 

Perekonomian AS tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun pada kuartal ketiga, bertentangan dengan perkiraan resesi. 

Sementara ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menyampaikan sinyal hawkish pada pidato pada Kamis (19/10/2023) di Economic Club of New York Luncheon, New York.

“Mengingat cepatnya pengetatan ini, mungkin masih ada pengetatan yang berarti yang akan dilakukan. Saya dan rekan-rekan berkomitmen untuk mencapai kebijakan yang cukup ketat untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan hingga 2 persen, dan untuk menjaga kebijakan tetap ketat hingga kami yakin bahwa inflasi berada pada jalur menuju tujuan tersebut,” ujar Powell dalam pidatonya dikutip dari website resmi The Fed, Jumat (20/10).

Di tempat lain, Bank Sentral Eropa (ECB) menghentikan kenaikan suku bunga berturut-turut selama 15 bulan, membiarkan suku bunga utamanya tidak berubah setelah serangkaian pembacaan PMI yang lemah.

Saham Emiten Emas Loyo

Dampak kenaikan harga emas, sejumlah saham emiten emas bergerak merah di akhir perdagangan Jumat (27/10/2023). Emiten emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) turun 2,86 persen di harga Rp408 per lembar saham. Dalam seminggu, saham ARCI sudah terbang 2persen.

Saham emiten yang bergerak di bisnis emas lainnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga turun 0,45 persen di harga Rp438 per lembar saham. Sepekan terakhir, saham HRTA bergerak sideways.

Sementara, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) turun 1,04 persen di harga Rp190 per lembar saham. Dalam sepekan, saham BRMS turun 4,04 persen. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 0,29 persen dan saham PT. United Tractors Tbk (UNTR) turun 2,48 persen di harga Rp25.525 per saham.

Sementara saham emiten terafiliasi dengan Merdeka Battery Tbk (MBMA), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) justru naik 1,3 persen. Namun, dalam sepekan saham MDKA terkoreksi 6,43 persen

Menurut analisis Stockbit Sekuritas (16/10) mengatakan, tren penguatan harga emas berpotensi mengerek kinerja emiten-emiten produsen dan pengolah emas dari kenaikan rata-rata harga jual (ASP). 

Ini terlihat dari per semester pertama 2023, kontribusi emas terhadap total pendapatan masing-masing emiten logam mulia tersebut di antaranya ARCI sebesar 100 persen, HRTA sebesar 99,9 persen, BRMS sebesar 93,7 persen, ANTM sebesar 61,4 persen, MDKA sebesar 18,8 persen dan UNTR hanya sebesar 4,7 persen.

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement