IDXChannel - Forum Ekonomi Dunia WEF di Davos selama setengah abad telah mengumpulkan para eksekutif dan pembuat kebijakan untuk mendorong globalisasi. Namun proses itu sekarang mulai terhambat dan bahkan situasi cenderung berbalik, akibat ketegangan geopolitik baru dengan berbagai krisis yang sedang melanda dunia.
Pandemi Covid-19, meningkatnya persaingan AS-China, dan terutama invasi Rusia ke Ukraina telah membuat beberapa politisi dan pakar bahkan berspekulasi tentang "berakhirnya era globalisasi", yang dulu mulai bergulir cepat dalam satu dekade setelah pertemuan Davos pertama pada tahun 1971.
Adalah Klaus Schwab, ilmuwan dan ahli ekonomi dari Jerman yang menggagas agenda pertemuan tahunan di Pegunungan Alpen setiap musim dingin itu. Sekalipun hanya berbentuk pertemuan informal tanpa kesepakatan mengikat, KTT Davos selama beberapa dekade selalu menjadi sorotan media, lembaga-lembaga internasional dan organisasi non-pemerintah. Namun belum pernah dunia begitu terpecah seperti saat ini.
"Tema pertemuan (kali ini) adalah 'kerja sama di dunia yang terfragmentasi'," kata ketua eksekutif dan pendiri WEF, Klaus Schwab, kepada wartawan minggu ini dilansir melalui DW, Senin (16/1/2023).
Situasi dunia sudah jauh berubah
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Sekjen PBB Antonio Guterres termasuk di antara tokoh paling menonjol yang akan menghadiri forum tersebut, bersama hampir 400 menteri dan pembuat kebijakan, 600 CEO dan berbagai media, LSM, dan tokoh akademis.
Satu sesi akan membahas apakah kita sedang menuju "de-globalisasi atau re-globalisasi", sementara sesi yang lain akan mengkajiulang dampak perang dagang, perang nyata, krisis biaya hidup, dan krisis iklim.
"Tidak ada keraguan bahwa pertemuan tahunan ke-53 kami di Davos akan berlangsung dengan latar belakang geopolitik dan geoekonomi yang paling kompleks dalam beberapa dekade terakhir. Begitu banyak yang dipertaruhkan," kata Borge Brende, mantan menteri luar negeri Norwegia, yang kini menjadi presiden pertemuan tersebut.
Rusia diperkirakan tidak akan diwakili secara resmi, menggarisbawahi perubahan mencolok sejak 2021, ketika Presiden Vladimir Putin masih berpidato kepada para delegasi melalui tautan video, atau ketika dia 2009 hadir secara langsung.
"Ada beberapa tahun di mana terdengar nada harapan, bahwa kita akan kembali ke situasi normal yang lama," kata Karen Harris, seorang ekonom di perusahaan konsultan Bain & Company. "Saya pikir, sekarang harus diakui bahwa era itu telah berakhir."