Melansir dari Sindonews.com, pada 2015, Arab Saudi kembali mengalami kerugian setelah raja baru, Salman bin Abdulaziz Al Saud memutuskan ikut perang sipil di Yaman. Defisit APBN Saudi pada 2015 membengkak menjadi 367 miliar riyal atau setara Rp1.378 triliun.
Total utang Saudi di 2015 bertambah menjadi 142 miliar riyal atau setara Rp533 triliun.
Tak berhenti di situ, defisit tetap berlanjut di 2016 meskipun ekonomi membaik. Tahun itu, Arab Saudi mencatatkan defisit 297 miliar riyal atau setara Rp1.115 triliun jauh dari prediksi 326 miliar riyal atau setara Rp1.224 triliun.
Sementara total utang meningkat mencapai 316,5 miliar riyal atau setara Rp 1,188 triliun. Tumpukan utang tersebut dampak dari rendahnya harga minyak dunia dalam 2,5 tahun terakhir.
Tahun 2017 defisit Arab Saudi mengecil jadi 8,9% dari total APBN. Total defisit turun menjadi 230 miliar riyal atau setara Rp863 triliun. Sementara utang negara itu menjadi 443,1 miliar riyal atau setara Rp1.663 triliun.