IDXChannel - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) tengah bersiap membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai bagian dari proyek pengembangan Pelabuhan Benoa.
Proyek pengembangan ini tak lepas dari posisi Pelabuhan Benoa yang ke depan bakal didorong sebagai Pusat Pariwisata Maritim Bali (Bali Maritime Tourism Hub/BMTH) pada 2025 hingga 2030 mendatang.
"Secara perencanaan di dalam dokumen Rencana Induk Pengembangan (RIP), sudah ditetapkan pembangunan IPAL, yang masuk dalam (program pembangunan) jangka menengah," ujar Manager Proyek BMTH, Heru Subekti, Rabu (25/10/2023).
Menurut Heru, nantinya IPAL yang telah dibangun bakal digunakan untuk mengolah limbah domestik di sekitar wilayah tersebut, yang mayoritas merupakan limbah perkantoran.
Setelah perencanaan dokumen terkait pembangunan IPAL, Heru menjelaskan, proses akan dilanjut lanjutkan dengan alokasi anggaran untuk pembangunan fisik.
Namun, Heru mengaku belum bisa membeberkan besaran alokasi anggaran yang dibutuhkan. Hal itu karena jumlah luasan wilayah dan kapasitas limbah yang akan diolah masih dalam tahap kajian.
"Saat ini masih proses pengkajian. Nanti alokasi anggaran dan rencana teknis sesuai dokumen RIP yang sudah ditetapkan," tutur Heru.
BMTH sendiri merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024.
Nantinya, Pelabuhan Benoa menjadi pusat pariwisata maritim untuk meningkatkan potensi ekonomi kawasan Indonesia timur khususnya pariwisata kapal pesiar dan kapal wisata atau yacht yang berlayar di Indonesia.
Meski pembangunan masih berjalan dan ditargetkan selesai pada 2024 mendatang, namun sebagian infrastruktur dasar mendukung kapal pesiar sudah rampung.
Pengembangan dermaga timur untuk kapal pesiar misalnya sudah rampung mencapai 500 meter setelah sebelumnya hanya memiliki panjang 350 meter. Dengan begitu, dua kapal pesiar jumbo bisa sandar sekaligus di Pelabuhan Benoa.
Saat ini, proyek yang sedang dikebut yakni dua pengerukan alur dan kolam yang hingga pertengahan Oktober 2023 sudah hampir 60 persen.
Total biaya yang dikucurkan untuk proyek itu yakni Rp1,2 triliun yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk infrastruktur di laut dan pengerjaan infrastruktur di darat menelan anggaran mencapai Rp2,2 triliun dari kantong Pelindo. (TSA)