"Masyarakat bisa frustrasi karena untuk membeli lima liter BBM saja harus menempuh jarak yang jauh ke kota. Saat kembali ke rumah, tersisa sedikit saja," ungkap Ryan.
Dalam konteksi ini, Ryan berpendapat bahwa kehadiran Pertashop membuat mobilitas petani, nelayan, dan masyarakat lain menjadi lebih dinamis.
Misalnya, petani akan menjual hasil bumi, tentu memakai kendaraan untuk mengangkut. Begitu juga profesi lain, mobilitasnya terjaga jika bahan bakar minyak (BBM) melalui Pertashop tersedia dengan baik.
"Itu akumulasi dan nilai ekonominya besar," papar Ryan.
Tak hanya itu, Pertashop diyakini Ryan juga bisa mencegah lonjakan tingkat pengangguran. Dalam pandangan Ryan, para pengangguran di desa setidaknya bisa menjadi produktif dengan kehadiran Pertashop.
"Apes-apesnya orang di kampung yang gak punya sawah dan kebun, bisa ngojek. Yang tadinya pengangguran terbuka atau tertutup, menjadi ada kerja karena mereka beraktivitas secara ekonomi," tandas Ryan.