IDXChannel - Pemerintah kembali membuka opsi untuk mengimpor 500.000 ton beras. Sinyal itu sudah disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada pertengahan Maret 2023.
Perum Bulog sebagai operator atau pelaksana tugas pemerintah siap mendatangkan 500.000 ton beras, jika tugas itu dikehendaki pemerintah.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, mengaku hingga saat ini pihaknya belum menerima surat penugasan impor. Meski begitu, jika ada keharusan mendatangkan ratusan ton beras pada tahun ini, pihaknya siap menjalankannya.
"Prinsipnya Bulog itu operator dan pelaksana tugas saja, sekarang belum ada penugasan itu, sampai sekarang ya, gak tau kalau besok," ungkap Awaludin saat dikonfirmasi, Jumat (24/3/2023).
Bukan tanpa alasan, untuk memenuhi kebutuhan beras di pasaran, komoditas dasar itu kembali dipasok dari negara lain. Pemenuhan kebutuhan pangan menjadi fokus utama, meski harus ditempuh dengan jalan impor.
Alternatif ini dipilih ketika serapan beras Bulog tak memenuhi target. Hingga Maret 2023, total serapan beras Bulog baru mencapai 50.000 ton. Adapun masalah serapan yang terjadi adalah karena periode panen raya geser dari Maret ke Mei 2023.
"Sama dengan kemarin lah [impor beras jilid I], paling tidak belum ada penugasan, tapi namanya operator ya ditugaskan apa saja, prinsipnya kita siap," kata dia.
Untuk target pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) pada Maret-April 2023 harus mencapai 1,4 juta ton. Target ini dihitung berdasarkan perkiraan puncak panen raya yang terjadi pada periode tersebut.
Sayangnya, puncak panen raya tahun ini bergeser ke Maret - April. Sementara, CBP yang tersisah di gudang Bulog per 20 Maret tersisah 230.000 ton.
(SLF)