Secara umum, kata Suminto, Kemenkeu mencermati berbagai kondisi ekonomi global saat ini, termasuk resesi di Jepang. Karena itu, instrumen investasi seperti SBN yang akan dikeluarkan pun bersifat fleksibel.
"Sehingga dalam konteks size, timing penerbitan instrumen demikian juga currency mix-nya kita akan betul-betul menyesuaikan dengan perkembangan. Termasuk tadi apakah dengan perkembangan perekonomian Jepang seperti tadi kita akan menerbitkan Samurai Bond," jelasnya.
Adapun Samurai Bond menjadi salah satu instrumen investasi pemerintah dari sisi SBN Valas yang ada di APBN 2024.
Per Januari 2024, pemerintah sudah menarik utang baru, salah satunya dari SBN, sebesar Rp107,6 triliun atau 16,6% dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.