Angka ini meningkat cukup tinggi dibanding survei tahun sebelumnya dengan responden yang menggunakan Paylater lebih dari 1 kali dalam sebulan hanya 27 persen.
Berdasarkan survei kolaborasi Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC), dari 1.491 pengguna paylater di Indonesia, mayoritas atau 66,4 persen di antaranya menggunakan paylater untuk belanja produk fashion secara daring. (Lihat grafik di bawah ini.)
Hal yang juga mengkhawatirkan adalah rasio pinjaman bermasalah atau non performing loan (NPL) layanan paylater. Data per April 2023, tercatat NPL paylater mencapai 9,7 persen atau di atas batas aman 5 persen.
Adapun berdasarkan rentang usia, masyarakat dengan usia 20-30 tahun menyumbang 47,78 persen terhadap rasio NPL paylater.
Pola penggunaan paylater di tengah warga RI ini mengingatkan pada penggunaan kartu kredit yang massif di negara maju, salah satunya adalah Amerika Serikat (AS).