Apabila suku bunga AS bertahan cukup tinggi atau hanya dipangkas 25 bps, lanjutnya, banyak pelaku usaha yang mengandalkan pinjaman. Terutama pinjaman dalam bentuk domestik yang tentunya ini akan menjadi sangat berat.
"Kemudian yang berikutnya, ini ada tekanan dari sisi pemerintah, karena pemerintah juga butuh sebenarnya dana asing untuk membeli surat hutang pemerintah, meskipun porsi dana asing di SBN-nya (Surat Berharga Negara) semakin kecil, tetapi SBN ini masih tetap membutuhkan aliran modal dari luar," kata Bhima.
Bhima menyebut adanya resesi ekonomi AS juga akan berdampak terhadap minat investor dalam memberi surat utang pemerintah.
"Hal ini akan menyulitkan pemerintah mencari pembiayaan untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di sisa tahun dan pembiayaan program Prabowo 2025," kata dia.
(Febrina Ratna)