sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jika Minyak Dunia USD70 per Barel, Harga BBM Pertalite Bisa Turun?

Economics editor Rizky Fauzan
25/10/2022 15:35 WIB
Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan, harga BBM subsidi bisa turun jika harga minyak dunia kembali ke posisi USD 70 per barel.
Jika Minyak Dunia USD70 per Barel, Harga BBM Pertalite Bisa Turun?. (Foto: MNC Media)
Jika Minyak Dunia USD70 per Barel, Harga BBM Pertalite Bisa Turun?. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi mengatakan, harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi bisa turun jika harga minyak dunia kembali ke posisi USD 70 per barel. Adapun harga minyak mentah di pasar global masih bergejolak. 
Pada 3 September 2022, Presiden Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak alias BBM jenis Pertalite dan Pertamax lantaran harga minyak mentah melonjak di atas USD 100 per barel.

"Harga minyak dunia USD 93 per barel harga BBM subsidi masih di bawah harga keekonomian, sehingga harga BBM subsidi tidak diturunkan," kata Fahmy saat dihubungi MNC Portal, Selasa (25/10/2022).

Setelah itu, harga komoditas ini terus bergerak fluktuatif dan sempat turun ke level USD 90 per barel. Pada 30 September 2022, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup turun 0,8 persen menjadi USD 88,49 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 0,9 persen lebih rendah pada USD 81,23 per barel.

Pada Senin (24/10/2022) pukul 06.00 WIB harga minyak mentah Brent tercatat USD 93,50 per barel, naik 1,21 persen dibandingkan posisi akhir pekan lalu. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate harganya USD 85,05 per barel, turun 1 persen.

Ia menjelaskan, bahwa dengan harga minyak mentah dunia USD 93,50 per barel, maka harga BBM subsidi masih di bawah harga keekonomian dan tidak dapat diturunkan.

Fahmy menuturkan, jikalau harga minyak dunia mencapai USD70, menurut dia, seharusnya harga BBM subsidi jenis pertalite dapat diturunkan harganya.

"Kalau harga minyak dunia mencapai USD 70an, mestinya harga BBM subsidi diturunkan," tutur Fahmy.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah dinilai harus segera merevisi atau menurunkan harga BBM bersubsidi menyusul turunnya harga minyak mentah dunia.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh lagi menjual harga BBM subsidi dengan harga sekarang karena harga bahan baku produksinya sudah turun jauh dibawah nilai asumsi APBN yaitu sebesar USD 100 per barel.

Dia mendesak Pemerintah merevisi harga jual BBM bersubsidi secepatnya karena itu hak rakyat untuk mendapatkan BBM bersubsidi dengan murah.

“Saat ini adalah waktu yang tepat bagi Pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi seperti solar dan Pertalite. Karena harga minyak mentah dunia terus merosot jauh di bawah asumsi APBN sebesar USD 100 per barel. Sejak bulan Juni 2022 harga minyak mentah dunia terus mengalami tren penurunan," kata Mulyanto.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, meski harga minyak dunia kini telah turun di bawah USD 100 per barel, namun masih belum bisa membuat pemerintah menurunkan harga BBM Pertalite.

Menurutnya, harga bensin Pertalite ini baru bisa diturunkan lagi bila harga minyak dunia ambles ke USD 50 - USD 60 per barel.

"Kita lihat dulu deh, kita belum bisa meramalkan kapan ini (harga BBM bisa turun). Kalau minyak itu balik ke misalnya USD 50 - USD 60 per barel kita pasti akan menyesuaikan," ungkap dia di Kantor Kementerian ESDM.

Dia mengatakan, harga minyak mentah dunia kini juga masih tidak ada kepastian, apalagi baru-baru ini kelompok negara penghasil minyak yakni OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak dunia sebesar 2 juta barel per hari (bph).


(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement