“Saat ini adalah waktu yang tepat bagi Pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi seperti solar dan Pertalite. Karena harga minyak mentah dunia terus merosot jauh di bawah asumsi APBN sebesar USD 100 per barel. Sejak bulan Juni 2022 harga minyak mentah dunia terus mengalami tren penurunan," kata Mulyanto.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, meski harga minyak dunia kini telah turun di bawah USD 100 per barel, namun masih belum bisa membuat pemerintah menurunkan harga BBM Pertalite.
Menurutnya, harga bensin Pertalite ini baru bisa diturunkan lagi bila harga minyak dunia ambles ke USD 50 - USD 60 per barel.
"Kita lihat dulu deh, kita belum bisa meramalkan kapan ini (harga BBM bisa turun). Kalau minyak itu balik ke misalnya USD 50 - USD 60 per barel kita pasti akan menyesuaikan," ungkap dia di Kantor Kementerian ESDM.
Dia mengatakan, harga minyak mentah dunia kini juga masih tidak ada kepastian, apalagi baru-baru ini kelompok negara penghasil minyak yakni OPEC+ memutuskan untuk memangkas produksi minyak dunia sebesar 2 juta barel per hari (bph).
(SLF)