“Sekarang bayarnya mahal 750, memang kelestarian budaya. Tapi itu sangat tidak tepat, dari 50 sampai 750 layanan yang diterima oleh pengunjung apa saja, jadi ini background-nya tolong dong pemerintah minta rincian data dan regulasinya,” tambahnya.
Jika alasannya untuk konservasi, itu tak dibenarkan karena hal tersebut telah dibiayai dan diurus oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Bukan mengkritik kita setuju tapi data dan risetnya harus digamblangkan dan jika dikomparasikan dengan negara lain juga tidak logis. Uang itu harusnya dikembalikan dengan servis dan kepuasan pengunjung,” tandasnya. (TYO)