“Orang amerika ke kita kan gak banyak sebenarnya, beda ama china mungkin ya. Dan ini kan (larangan) sifatnya temporary atau sementara kan karena memang sejumlah negara memang malah belum buka sama sekali, saya rasa ini gak lama,” imbuhnya.
Dibanding negara lain, Warga Negara Asing China misalnya yang jika dilarang maka Indonesia akan mengalami dampak penurunan dalam berbagai sektor usaha dan pariwisata.
“Kalau kita bicara wisatawan asing pada 2019 ada 16,1 Juta orang dan itu signifikan dari China. Tapi kalau Amerika sih sedikit ya. Paling temporer ya, paling sebentar lagi kalau kasus sudah melandai nanti juga dicabut lagi,” pungkasnya.
Meski demikian, Hariyadi Sukamdani menilai sejumlah bangkitnya sektor ekonomi Indonesia berasal dari Warga negara Indonesia sendiri, meski di masa Pandemi masyarakat masih cenderung konsumtif dan pemerintah mengeluarkan sejumlah kelonggaran bagi sejumlah sektor termasuk mal, usaha dan lainnya di masa PPKM LEVEL 3. (FHM)