IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap ancaman resesi yang akan terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa akan berdampak langsung ke Indonesia. Berbagai permasalahan seperti kebijakan The Fed yang akan terus menaikan suku bunga, resesi di eropa imbas perang sampai pertumbuhan ekonomi China yang akan terhambat imbas COVID-19 akan mengganggu aktivitas ekspor Indonesia.
"Maka dari itu 2023 itu betul harus waspada. Saya harus optimis setuju, tapi hati hati dan waspada. Pertama menurut saya ekspor ini ekpor indonesia, yang tahun ini tahun lalu melompat tinggi, hati hati tahun depan bisa turun," jelas dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022, di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (30/11/2022).
Kemudian ia menyinggung adanya pengetatan COVID-19 di China berpotensi membuat ekspor produk RI tersendat. Hal tersebut semakin memperparah proyeksi dari kondisi ekonomi RI di 2023.
"Kemudian karena problem di China yang belum selesai hingga ekonomi mereka juga turun karena COVID-19 ya. Uni eropa juga sama, pelemahan ekonomi pasti, resesi nya kapan kita tunggu saja tapi akan ada pelemahan ekonomi itu pasti.AS juga sama, Fed rate terus naik artinya rem pertumbuhan ekonominya melemah sementara kita ke sana besar banget," tandasnya.
Sebelumnya, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Oktober 2022 mengalami surplus USD5,67 miliar. Neraca perdagangan ini menunjukkan tren kenaikan selama 30 bulan berturut-turut.