sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

JPMorgan: Dedolarisasi Mulai Terjadi di Perkonomian Global

Economics editor Wahyu Dwi Anggoro
06/06/2023 07:10 WIB
Tanda-tanda dedolarisasi mulai muncul di ekonomi global. Hal itu diungkap sekelompok ahli strategi di JPMorgan.
JPMorgan: Dedolarisasi Mulai Terjadi di Perkonomian Global. (Foto: MNC Media)
JPMorgan: Dedolarisasi Mulai Terjadi di Perkonomian Global. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tanda-tanda dedolarisasi mulai muncul di ekonomi global. Hal itu diungkap sekelompok ahli strategi di JPMorgan.

Menurut ahli strategi Meera Chandan dan Octavia Popescu, kenaikan tajam suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dan sanksi terhadap Rusia mendorong negara-negara BRICS untuk menantang hegemoni dolar.

BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

Meski demikian, penggunaan dolar secara keseluruhan saat ini masih berada dalam kisaran historisnya dan greenback tetap berada di puncak.

Meski pangsa greenback di pasar mata uang tetap tinggi dan penggunaannya dalam perdagangan internasional tidak banyak berubah selama beberapa dekade terakhir, area lain mulai mengalami erosi.

Dalam hal cadangan devisa yang dipegang oleh bank sentral di seluruh dunia, pangsa dolar turun ke rekor terendah 58%.

"Beberapa tanda dedolarisasi sedang muncul," kata para analis JPMorgan, dilansir dari Reuters pada Selasa (6/6/2023).

Upaya negara-negara BRICS dan eksportir komoditas utama lainnya untuk melonggarkan cengkeraman dolar pada perdagangan global meningkat sejak awal perang di Ukraina.

Arab Saudi dan China memulai pembicaraan untuk melakukan penjualan minyak dalam yuan. Brasil dan China baru-baru ini mengumumkan penggunaan yuan untuk perdagangan antara kedua negara. China dan Rusia juga melakukan sebagian perdagangan mereka dalam yuan.

Pangsa yuan di pasar mata uang meningkat tajam meski masih relatif kecil sekitar 7%. Sementara itu, pangsa euro menyusut 8 poin persentase selama satu dekade terakhir menjadi 31%.

Menurut JPMorgan, kemajuan dalam internasionalisasi yuan terbatas dan tidak mungkin banyak berubah karena kontrol ketat negara. (WHY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement