Menurut Tony, AirAsia telah berkontribusi terhadap pertumbuhan industri, serta memainkan peran penting dalam menjadikan rute Kuala Lumpur-Singapura sebagai salah satu rute penerbangan tersibuk di dunia.
Kembalinya kami ke Terminal 4 yang canggih dengan berbagai fitur otomatis ini, lanjut Tony, terasa seperti pulang ke rumah karena kami sebelumnya secara aktif telah berpartisipasi dalam proses konsultasi dan sumbang ide terutama dalam desain dan fungsionalitas T4.
Tony menambahkan, digitalisasi pengalaman penumpang merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan bandara saat ini, dan hal ini pula selaras dengan prinsip dan model operasi kami, dan mendukunh fokus kami terkait inovasi dan efisiensi.
Dengan pulihnya perjalanan internasional saat ini dimana sudah tidak ada lagi pembatasan perjalanan ke Singapura, dan dengan perpindahan ke T4, AirAsia optimis dapat mencapai target pemulihan jumlah penumpang seperti halnya sebelum pandemi, dan memperkirakan pertumbuhan yang berkelanjutan juga akan terjadi pada operasi kargo dan logistik kami di wilayah ini.
"Dengan jaringan kami yang luas, yang mencakup Asia Tenggara dan Asia Pasifik, ditambah dengan dolar Singapura yang relatif menguat, kami memperkirakan akan terjadi lonjakan permintaan perjalanan ke Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, India, dan lainnya,” ujar Tony.