"Sebenarnya kita memiliki beras andalan yaitu beras aruk yang dibuat dari ubi kayu yang memiliki tekstur yang keras. Namun memang harganya agak mahal, karena itu kita akan berupaya menjadikan harga beras aruk ini lebih terjangkau dan dapat menjadi pangan alternatif pengganti beras," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pangan Bangka Tengah, Edi Romdhoni mengungkapkan dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan lokal, ia meminta masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
"Memang makanan pokok kita adalah beras, dan konsumsi beras kita di Indonesia tiap bulan mencapai 25 juta ton, atau 1 tahun menghabiskan sekitar 94,9 kg beras/orang, jika polanya tidak mau kita ubah kira-kira segitulah yang kita habiskan, dan untuk beras kita masih ambil dari luar Bangka. Untuk itu kita bisa mengganti pangan pokok ini secara perlahan sedikit demi sedikit ke pangan lokal. Misalkan biasanya tiga kali sehari mengkonsumsi beras, kurangi minimal dua kali sehari dan diganti dengan konsumsi pangan lokal," ujar Edi.
(IND)