Sejauh ini, sampai tahun 2021 China telah melakukan peluncuran ke luar angkasa sebanyak 41 kali. Ini merupakan rekor baru untuk peluncuran ke luar angkasa dalam kurun waktu satu tahun. Jumlah ini melampaui AS yang sudah melakukan 39 peluncuran, termasuk peluncuran Rocket Lab dari Selandia Baru.
Peluncuran roket dari laut menjanjikan berbagai keuntungan lain bagi China. Penempatan lokasi peluncuran yang fleksibel, berarti lebih mudah untuk memilih jalur penerbangan. Roket bisa diluncurkan tanpa melintas wilayah udara negara lain dan lebih mudah mengarahkan puing-puing roket yang jatuh ke laut.
Dengan kapal laut juga memungkinkan peluncuran dilakukan lebih dekat ke khatulistiwa. Semakin besar kecepatan rotasi Bumi di dekat khatulistiwa, berarti kebutuhan bahan bakar menjadi lebih rendah untuk mencapai orbit.
Proyek kapal peluncuran roket ini dikenal dengan China Oriental Seaport (kadang-kadang disebut "China Eastern Seaport"). Proyek ini dipimpin oleh China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT) bekerja sama dengan pemerintah kota Haiyang.
Pangkalan Haiyang juga akan memiliki kapasitas perakitan dan pengujian roket, serta memproduksi hingga 20 roket padat per tahun. Rencana masa depan akan memungkinkan situs tersebut memproduksi roket propelan cair yang lebih kompleks.